Pada perjalanan hidup
manusia, sejak masa kanak-kanak sampai masa tua, kalau kita cermati ada tahap
perkembangan yg hampir sama pada umum nya manusia. Masa kanak2 senang
bermain, masa muda bercinta, masa dewasa bekerja mencari nafkah dan masa tua,
merenungi perjalanan hidupnya. Dan semua tahapan tersebut tanpa disadari oleh
manusia bersangkutan akan selalu dialami. Memang demikian lah Allah,
sebagai pencipta kita, telah berkehendak, dan pasti ada sesuatu hikmah dari
kehendak Nya tsb.
Begitu pula halnya dg
saat masa muda kita yg dihiasi dg kasih sayang, sampai diwujudkan dalam rumah
tangga dg pasangan hidup kita masing2, sebenarnya mengajarkan kita tentang
kasih sayang, perhatian / pengabdian sepenuh hati, tentang bagaimana kondisi
kejiwaan kita yg fokus pada suatu hal ( yg dicintainya ) akan menimbulkan
motivasi diri yg sangat kuat, dan dalam dunia kerja, pekerja yg penuh motivasi
adalah asset perusahaan yg sangat berdaya guna.
Kerja, mencari nafkah
yg kebanyakan dilakukan manusia dewasa, adalah sebuah dorongan alami untuk
menapaki kehidupan ini, mau tak mau setiap manusia harus bekerja untuk bisa
menghidupi diri dan keluarganya. Menjelang masa tua, setelah kerjanya bisa
mencukupi hidup seorang manusia, permainan dimasa kecil telah dilewati, masa
bercinta saat muda telah pula dilewati, pada suatu kondisi seorang manusia akan
mempertanyakan ttg makna kehidupan nya, saat itulah ia mulai bertanya yg
berujung pada perenungan, sebuah aktivitas batin yg sangat mendalam.
Permainan, kasih
sayang , kerja dan perenungan, memang tak selalu harus berjalan bertahap, tapi
bisa juga berjalan secara paralel, semisal sejak masa muda, kita telah
melakukan perenungan juga sebenarnya, demikian juga, orang dewasa pun masih
perlu bermain dg begitu pula sebaliknya utk hal2 yg lainnya pula, dan memang
demikianlah adanya yg banyak dialami manusia.
Ketiga hal tsb (
bermain, bercinta dan bekerja/mencari penghidupan ), ternyata dimiliki juga
oleh binatang, walau dalam kadar yg lebih sederhana atau terkadang ekstrim,
seperti binatang buas yg mencari penghidupan dg membunuh binatang
lainnya. Yang membedakan manusia dan hewan, hanyalah dalam hal,
transedental, bahwa manusia merenungi kehidupan nya, yg mana tak dilakukan oleh
binatang.
Namun ternyata tak
semua manusia mengalami tahapan itu semua dg lancar. Banyak anak2 yg mengalami
masa kecil tak bahagia, tak menikmati indahnya masa kecil yg penuh dg
permainan, sejak kecil ia telah menderita, mengalami hidup yg susah. Begitu
pula halnya saat masa muda, tak semuanya melewatinya dg indahnya kasih sayang,
banyak yg akhirnya menderita karena cinta, bahkan ada yg tak sempat
mengalaminya sekalipun atau malah membenci kasih sayang. Pada saat masa dewasa,
banyak orang pula yg susah mencari nafkah, ia terbelit dalam kemiskinan materi.
Sungguh kasihan
sekali, seorang manusia yg menjalani tahapan kehidupan penuh dg kesedihan sejak
masa kecilnya ; masa kecil tak bahagia, saat muda menderita karena cinta dan
masa dewasanya miskin secara materi. Justru orang2 spt itulah yg perlu dibantu
dg dasar kemanusiaan oleh orang2 yg beruntung hidupnya, setidaknya walau ia
hidup susah di dunia, saat usia tuanya ia bisa bahagia dan di akhirat kelak
masuk surga.
Sungguh sangat merugi
sekali manusia yg selama hidup di dunia nya susah, berbuat dosa lagi, sehingga
setelah meninggal di akhirat kelak masuk neraka lagi, kasihan
sekali. Manusia yg kurang beruntung spt itu, masa kecil tak bahagia, masa
muda tak beruntung, secara kejiwaaan akan kurang sempurna karakter diri nya,
walaupun secara materi ia berhasil , tapi secara kejiwaan ia miskin. Dan
saat masa dewasa, saat masa2 puncaknya, jalan hidup seorang manusia, kebanyakan
mereka akan bermasalah dalam pekerjaan nya atau usaha mencari nafkahnya. Jadi teringat
waktu kecil saya lihat tulisan coret2 di tembok tempat tukang becak suka
mangkal , “Lapender-Madesu”, yg baru kemudian saya tahu artinya : laki2 penuh
derita, masa depan suram, menyedihkan sekali.
Walau memang tak
semua seperti itu, tapi demikian lah gambaran umum nya. Dan itu semua,
akan tergambar saat ia menjelang usia matang, sekitar 40 tahun lebih sampai
masa tuanya. Orang dewasa / orang tua Dg materi dan kekuasaan
yg dimilikinya, ia ingin memuaskan apa yg tak didapatnya selama ini, permainan
dan kasih sayang. Ia cenderung ingin memuaskan nafsu syahwat nya, pada
berbagai wanita yg saat ini, bisa di beli Ia akan cenderung untuk
bersenang2, dg berbagai hal, permainan, bahkan dg wanita.
Ia ingin memuaskan
apa yg selama ini menjadi dahaganya, dan hanya baru saat ini dg materi dan
kekuasaan bisa ia raih. Karena sibuk dg berbagai hal tsb, kerja untuk
mencari penghidupan, kemudian menghabiskan nya dg ber-senang2 , akhirnya orang
spt itu, sering terlupa untuk mempertanyakan makna hidup ini, merenungi jalan
hidup.
Disanalah fungsinya
agama menerangi hidup ini, menjelaskan manusia ttg makna hidup ini, apa yg
menjadi perenungan hidup manusia. Seorang manusia yg sejak masa kecilnya telah
mendapatkan pemahaman agama yg baik, akan lebih bisa menapaki hidup ini dg baik
pula.
Tahapan proses
kehidupan spt, bermain, bercinta dan bekerja, hampir dilakukan semua manusia,
namun hanya sebagian kecil manusia yg mau merenungi makna kehidupan nya.
Tulisan ini pun, berasal dari perenungan tentang kehidupan ini, merenungi
jalan hidup berbagai macam manusia, yg berbagai macam pula lika liku jalan
hidupnya.
hidup adalah sebuah
seni. Diperlukan banyak “ilmu” untuk bisa menjalaninya. Hanya orang-orang yang
berbekal ilmu baik-lah yang pada akhirnya bisa mensyukuri hidupnya, dan saya
percaya “ilmu” yang bisa membawa kita menuju jalan yang lebih baik itu adalah
Firman Allah SWT. Memang pada akhirnya kita harus bisa merenungi, kemana kita akan
membawa hidup kita, karena pada akhirnya semua yang kita kerjakan itu harus
dipertanggungjawabkan di hadapan Sang Pencipta. Dan seharusnya kita bersyukur
dengan berbuat kebaikan dan peribadatan yang sempurna. Karena kalau kita bisa
merenungi hidup kita, merenungi masa ke masa kehidupan kita.. kita jadi bisa
melihat bahwa Allah SWT selalu menyertai kehidupan orang-orang yang selalu
berusaha untuk mendekatkan diri kepada sang Maha Pencipta dan hanya berharap
kepada-Nya.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !