Sulit kurangkai kata ini, namun hati ini tak mampu menyembunyikan rasa
ini, pernah ada cerita diantara kita,perjuangan yang telah kita lewati bersama,
janji yang pernah kita sepakati bersama, kini itu semua tinggallah sebuah cerita
lalu yang hanya tersimpan dalam memori perjalanan hidup kita tanpa ada
kelanjutan ceritanya. Ibarat kita menonton film bioskop, film itu berhenti di
awal kisah, baru perkenalan tokoh tapi sudah selesai . Kita tidak tau apa yang
akan tokoh –tokoh itu lakukan selanjutnya , walhasil para penonton pun akan
kecewa bahkan akan marah dan meminta uang mereka kembali.
Sahabatku para peserta Darul Arqam Dasar mungkin itulah gambaran kita
saat ini, kita pernah berkomitmen dengan
buku yang akan kita buat,buku yang akan menjadi kenangan kita dihari tua,
sebuah buku documenter yang akan merekam setiap langkah kita menapaki jalan
dakwah ini, buku yang akan memberikan perubahan dinamika kehidupan di UAD
khususnya dan Indonesia pada umumnya. Meskipun saat ini buku itu belum ada
kelanjutannya, karena masih sangat sibuknya kita dengan jadwal manggung dikelas
dan berbagai agenda –agenda kasting yang lain. Namun sahabat, aku yakin bahwa
meskipun saat ini buku itu belum terbentuk secara real, akan tetapi file buku
itu masih tersimpan dalam setiap memori 33 tokoh DAD.
Tetap kobarkan semangatmu kawan, jalan yang akan kita tempuh amatlah
jauh, sedangkan bekal yang kita miliki amat sangat sedikit. Mungkin apa yang
aku tuliskan sekarang jauh keluar dari siraatal mustaqim, karna kesepakatan
kita adalah untuk menulis “peran IMM dalam kehidupan berbangsa dan bernegara”
tetapi apa yang aku tuliskan amat tidak sesuai dengan kesepakatan. Hal ini aku
lakukan karna aku bingung, apa yang akan aku berikan untuk bangsaku sedangkan
persatuan itu belum bisa aku bangun. Apa yang akan aku sumbangkan untuk
negaraku sedangkan untuk mengubah kampusku sendiri aku belum mampu. Setiap
perjalanan panjang pasti diawali dari langkah kecil. Maka aku harapkan komitmen
kita dalam menapaki jalan dakwah ini menjadi sebuah langkah kecil yang akan
mengawali perjalanan panjang kita.
Memulai itu lebih sulit dari pada melanjutkan, mungkin itulah semboyang
yang sering menjadi alas an para pengikut, tapi kuyakin tidak untuk kita para
PELOPOR. Musim gugur akan segera
berganti musim semi yang indah, kemarau panjang akan segera berganti musim
penghujan, dan bunga edelweiss pun akan bermekaran dipuncak Mahameru dengan
balutan embun pagi dan berselimut kabut tipis. Akankah kita dapat menjadi musim
semi, musim penghujan, dan embun pagi itu yang akan menghiasi kehidupan kampus
ini ?
Jawabanya ada pada diri kalian masing – masing, aku tidak butuh jawaban
itu dalam bentuk tulisan, cukup kalian menjawabnya dengan aksi kalian.
Mahasiswa bukanlah retorika pendidikan tetapi aplikasi hidup berbangsa dan
bernegara. Tiada gading yang tak retak, kutulis ini bukan berarti aku itu sudah
benar, tetapi kapan kita akan menulis jika harus menunggu kita menjadi benar.
Saling bernasehat dalam kebenaran dan kesabaranlah ……. Sahabat,aku menunggu
nasehat kalian.
Untuk yang terakhir aku secara sadar dan tulus meminta maaf
terhadap segala kata-kata yang telah aku
rangkai diatas yang aku yakin banyak salah. Maaf ya ……….J
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !